Wave Makers — Episode 3: Temui Susie, Wanita di Balik Tas Selancar Malas
Kehidupan yang dibentuk oleh lautan — dan inspirasi di balik salah satu aksesori selancar favorit kami.
Kseniia—lebih dikenal sebagai Susie atau Susanita—adalah pemikir kreatif dan pendiri Lazy Surf Bags , sebuah merek yang lahir dari hari-hari di pantai yang cerah dan ikatan yang erat dengan laut. Perjalanannya menjadi peselancar, kreator, dan pemilik bisnis tidak dimulai di air—tetapi setelah ia menemukan selancar, segalanya berubah.
Apa yang berawal dari perjalanan eksplorasi dan transformasi pribadi, menjadi fondasi bagi mereknya yang terinspirasi dari lautan dan dibuat secara perlahan. Dalam wawancara ini, Susie berbagi dengan kata-katanya sendiri bagaimana selancar menjadi gurunya, Bali menjadi rumahnya, dan Lazy Surf Bags menjadi proyek impiannya.
Bagaimana semuanya dimulai ✨
Hai semuanya, nama saya Kseniia—meskipun kebanyakan orang mengenal saya sebagai Susie atau Susanna, atau terkadang bahkan Susanita. Saya pendiri dan pencipta Lazy Surf Bags . Seingat saya, saya selalu berselancar di papan selancar. Masa remaja saya dipenuhi dengan snowboarding dan skateboarding.
Perjalanan itu dimulai dengan liburan ke Sri Lanka pada tahun 2014, di mana saya mengunjungi Teluk Arugam. Perjalanan itu benar-benar mengubah pola pikir saya—dan sejujurnya, mengubah hidup saya. Setelah itu, saya terus-menerus memikirkan selancar dan mengubah hidup saya menuju gaya hidup yang berfokus pada selancar.
Menemukan jalannya di dalam air 🐚
Jadi saya pindah ke Thailand, tempat saya mulai belajar dasar-dasarnya. Sekitar satu setengah tahun kemudian, saya pindah ke Bali—tempat saya masih belajar! Sudah lebih dari tujuh tahun, dan ya, saya masih menganggap diri saya seorang pelajar dan orang aneh, haha.

Namun, menengok kembali lima tahun terakhir, saya menyadari sesuatu yang penting: laut—dan khususnya selancar—telah menjadi guru terbaik saya. Lebih keren daripada guru matematika mana pun (bercanda, tapi agak benar!). Setiap kali saya berada di air, saya melihat diri saya lebih jernih dan memahami kondisi mental saya lebih dalam.
Kekuatan berselancar 🌊
Bahkan sekadar berbagi ini saja sekarang mengingatkan saya betapa bersyukurnya saya atas kesempatan untuk menjalani hidup ini, berada di lautan, dan menganggap Bali sebagai rumah. Saya semakin jatuh cinta pada tempat ini setiap tahun—energinya, sikapnya terhadap kehidupan, hubungannya dengan diri sendiri, dan tentu saja, ombaknya.
Dari ide menjadi merek: Tas Selancar Malas ✏️
Saya juga sangat bersyukur kepada diri sendiri karena telah memilih jalan ini—karena dari laut, saya mendapatkan inspirasi untuk membuat Lazy Surf Bags . Suatu hari, saya begitu terinspirasi, saya menjahit tas itu sepenuhnya dengan tangan di pantai—hanya dengan jarum dan benang raksasa. Butuh waktu seminggu penuh. Gila, kan. Sama seperti berselancar, perjalanan itu ada suka dukanya, tetapi saya tidak akan menukarnya dengan apa pun.
Momen itu memicu sesuatu dalam diri saya. Sejak saat itu, saya mungkin telah menjahit sekitar 700 hingga 800 karya dengan tangan dan mesin jahit saya sendiri. Akhirnya, saya mulai berkolaborasi dengan para seniman dan menciptakan desain-desain baru—dan saya sangat mencintai pekerjaan saya.
Sekarang, saya punya tim dan terus belajar hal baru setiap hari. Tapi sejauh apa pun saya melangkah, saya selalu mengingatkan diri sendiri: seperti berselancar, intinya adalah hadir, tetap rendah hati, dan menaklukkan ombak berikutnya.
Kisah Susie membuktikan bahwa lautan tak hanya membentuk ombak—melainkan membentuk kehidupan. Melalui Lazy Surf Bags , ia membangun lebih dari sekadar merek; ia menciptakan cerminan gaya hidup yang dicintainya, memadukan kreativitas, kesadaran, dan gerakan. Perjalanannya terus berlanjut dengan setiap ombak, setiap jahitan, dan setiap jiwa yang membawa sepenggal kisahnya.




